
Departemen Pertahanan AS Mulai Gunakan Agent AI untuk Simulasi Perang
Departemen Pertahanan AS Mulai Gunakan Agent AI untuk Simulasi Perang – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) semakin memperkuat kapabilitas militernya dengan kecerdasan buatan (AI). Defence Innovation Unit (DIU), organisasi di dalam Departemen Pertahanan AS, kini bekerja sama dengan Scale AI dalam proyek simulasi perang berbasis AI.
Menurut pernyataan resmi dari Scale AI, penggunaan AI dalam strategi militer ini akan menjadi tonggak penting bagi pasukan pertahanan AS, memungkinkan integrasi antara teknologi canggih dan pemikiran kritis manusia.
💬 “Kontrak ini merupakan tonggak penting bagi militer. Penerapan kecerdasan buatan akan memungkinkan negara untuk maju melalui kombinasi teknologi dan pemikiran kritis manusia,” ujar Scale AI dalam rilis resminya.
Table of Contents
Thunderforge: AI untuk Pengambilan Keputusan Militer
Sebagai bagian dari kerja sama ini, Departemen Pertahanan AS mengembangkan Thunderforge, sebuah platform berbasis AI yang dirancang untuk meningkatkan pengambilan keputusan di medan perang.
🔥 Bagaimana Thunderforge akan bekerja?
- AI akan menganalisis data pertempuran dalam waktu nyata dan memberikan rekomendasi taktis.
- Panglima tertinggi dapat menggunakan analisis AI untuk merancang strategi perang yang lebih cepat dan efektif.
- Thunderforge akan membantu meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi beban kerja komando militer.
Platform ini akan pertama kali diterapkan dalam Komando Indo-Pasifik AS dan Komando Eropa AS, dua wilayah strategis yang menjadi fokus utama militer AS.
Kemitraan dengan Anduril & Microsoft: Mengintegrasikan LLMs ke Infrastruktur Militer
Proyek ini juga menggandeng Anduril dan Microsoft, yang akan membantu menerapkan Large Language Models (LLMs) dari Scale AI ke dalam infrastruktur simulasi Lattice.
📌 Teknologi AI yang diterapkan dalam proyek ini mencakup:
✅ Analisis medan perang berbasis AI untuk mengoptimalkan strategi pertempuran.
✅ Pemodelan skenario perang yang kompleks untuk melatih pasukan dengan lebih efektif.
✅ Prediksi pergerakan musuh dan simulasi serangan balasan dalam latihan militer.
Kemitraan ini menandakan bahwa AI bukan hanya digunakan dalam pengembangan teknologi komersial, tetapi juga menjadi bagian integral dalam sistem pertahanan nasional AS.
AI & Militer: AS Semakin Agresif dalam Teknologi Perang
Penggunaan AI dalam militer semakin luas. Bahkan, dua bulan lalu, OpenAI menandatangani perjanjian dengan laboratorium nasional AS untuk menerapkan model AI dalam penelitian senjata nuklir.
⚠️ Langkah ini menunjukkan bahwa AS semakin agresif dalam mengembangkan teknologi mutakhir untuk pertahanan nasionalnya.
📈 Faktor yang mendorong penguatan AI di sektor militer:
🔹 Meningkatnya kompetisi teknologi global, terutama dengan China dan Rusia.
🔹 Presiden Donald Trump, yang kini kembali menjabat, semakin fokus pada strategi pertahanan berbasis teknologi.
🔹 Ancaman perang modern yang semakin kompleks, membutuhkan solusi AI untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas militer.
Kesimpulan: AI Jadi Senjata Baru dalam Strategi Militer AS
Integrasi AI dalam sistem pertahanan AS melalui Thunderforge, Scale AI, dan kemitraan dengan Microsoft menunjukkan bahwa teknologi kecerdasan buatan kini menjadi bagian utama dalam strategi perang modern.
📌 Dampak utama dari proyek ini:
✅ Militer AS akan memiliki keunggulan dalam analisis dan strategi perang berbasis AI.
✅ Kemampuan simulasi perang akan lebih realistis, memungkinkan pasukan beradaptasi dengan skenario yang lebih kompleks.
✅ AI akan mempercepat pengambilan keputusan di medan perang, memberikan keunggulan taktis yang lebih besar.
Dengan perkembangan teknologi AI dalam militer, dunia kini memasuki era baru di mana kecerdasan buatan akan memainkan peran besar dalam pertahanan dan peperangan global.
Departemen Pertahanan AS Mulai Gunakan Agent AI untuk Simulasi Perang