
Harga Bitcoin Kembali Anjlok ke Level 79 Ribu Akibat Kebijakan Tarif Trump: Penurunan Signifikan yang Guncang Pasar Kripto
Bitcoin Terkoreksi Tajam Setelah Sentimen Negatif dari AS
Harga Bitcoin kembali mencatat penurunan yang signifikan pada perdagangan Senin pagi (07/04). Mata uang digital terbesar di dunia ini turun hampir 4% ke level US$79.000, dibandingkan dengan posisinya sebelumnya yang stabil di kisaran US$83.000. Koreksi ini menjadi perhatian utama para pelaku pasar, terutama setelah kebijakan baru diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Harga Bitcoin kembali anjlok ke level 79 ribu akibat kebijakan tarif Trump, memperlihatkan bagaimana kondisi geopolitik dapat memengaruhi sentimen investor secara luas di sektor aset digital.
Table of Contents
Kebijakan Tarif Trump Jadi Pemicu Utama
Koreksi tajam ini terjadi tak lama setelah Trump mengumumkan tarif baru terhadap lebih dari 60 negara, termasuk Indonesia. Kebijakan ini dianggap agresif karena memperketat hubungan dagang dan menciptakan ketidakpastian dalam pergerakan barang dan modal global.
Tarif tersebut memicu kekhawatiran akan meningkatnya inflasi dan perlambatan ekonomi, yang biasanya membuat investor berpindah dari aset berisiko seperti kripto. Maka tak heran jika harga Bitcoin kembali anjlok ke level 79 ribu akibat kebijakan tarif Trump, karena pasar kripto dikenal sangat sensitif terhadap sentimen global.
Investor Tarik Dana dari Pasar Crypto
Seiring meningkatnya ketegangan, investor mulai menarik dananya dari pasar kripto dan memilih instrumen yang dianggap lebih aman, seperti obligasi pemerintah atau emas. Volume transaksi Bitcoin juga tercatat mengalami penurunan, menandakan penurunan minat jangka pendek.
Analis menilai bahwa koreksi ini tidak hanya terkait dengan sentimen global, tetapi juga merupakan reaksi terhadap kinerja kuartalan Bitcoin yang kurang menggembirakan. Tercatat, BTC turun sekitar 12% sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Harga Bitcoin kembali anjlok ke level 79 ribu akibat kebijakan tarif Trump, dan hal ini memperpanjang tren penurunan sejak awal tahun yang sudah memberikan tekanan berat pada kapitalisasi pasar kripto.
Perbandingan dengan Periode Pandemi Covid-19
Menariknya, penurunan harga kali ini bahkan disebut lebih dalam dibandingkan periode awal pandemi Covid-19. Saat itu, Bitcoin sempat turun tajam, namun dengan cepat pulih dan mencetak rekor baru dalam waktu singkat.
Namun kali ini, penurunan terjadi di tengah ekspektasi pasar yang sudah tinggi pasca Bitcoin mencetak ATH di atas US$88.000 beberapa pekan lalu. Kegagalan untuk mempertahankan level psikologis tersebut membuat pasar menjadi lebih rentan terhadap koreksi.
Harga Bitcoin kembali anjlok ke level 79 ribu akibat kebijakan tarif Trump menandai bahwa investor kini lebih waspada dalam mengambil risiko.
Pasar Saham Global Ikut Terguncang
Penurunan ini juga tidak terjadi secara terisolasi di sektor kripto saja. Pasar saham global—termasuk di Amerika Serikat, China, Inggris, dan Singapura—juga mencatatkan koreksi. Saham-saham teknologi dan energi menjadi yang paling terpukul.
Dengan koreksi di berbagai pasar, terlihat bahwa kekhawatiran global mengenai perlambatan ekonomi benar-benar mulai membebani investor. Harga Bitcoin kembali anjlok ke level 79 ribu akibat kebijakan tarif Trump hanya satu dari banyak indikator bahwa pasar global sedang dalam fase “risk-off”.
Indonesia Masih Menunggu Arah Pasar
Sementara itu, di dalam negeri, aktivitas perdagangan masih terhenti karena libur panjang Lebaran. Artinya, reaksi investor lokal terhadap dinamika global ini baru akan terlihat dalam beberapa hari ke depan.
Namun banyak pihak memprediksi bahwa efeknya tetap akan terasa, terutama jika rupiah terus melemah dan investor dalam negeri memilih untuk menahan posisi mereka di aset kripto.
Apa yang Bisa Diharapkan Selanjutnya?
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa pasar kripto masih sangat terpengaruh oleh dinamika kebijakan makro. Jika tensi dagang terus meningkat, bukan tidak mungkin harga Bitcoin kembali terkoreksi lebih dalam. Namun, sebagian analis percaya bahwa ini bisa menjadi momen akumulasi jangka panjang, terutama bagi investor yang masih percaya pada fundamental Bitcoin.
Harga Bitcoin kembali anjlok ke level 79 ribu akibat kebijakan tarif Trump, tetapi volatilitas ini sudah menjadi bagian dari karakter aset digital.
Kesimpulan: Bitcoin Kembali Uji Ketahanan
Harga Bitcoin kembali menunjukkan volatilitas ekstrem di tengah tekanan global. Kebijakan tarif dari Trump menjadi katalis utama penurunan harga kali ini, mengingat dampaknya terhadap stabilitas ekonomi global.
Harga Bitcoin kembali anjlok ke level 79 ribu akibat kebijakan tarif Trump, dan momen ini menjadi ujian penting bagi pasar kripto untuk melihat sejauh mana minat investor bisa bertahan di tengah badai ketidakpastian.