nilai tukar rupiah terhadap ringgit malaysia
nilai tukar rupiah terhadap ringgit malaysia

Nilai Tukar Rupiah terhadap Ringgit Malaysia Terus Melemah Akibat Tekanan Global: Rekor Terburuk dalam 5 Tahun

Rupiah Kembali Tertekan di Tengah Ketidakpastian Global

Nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia terus melemah akibat tekanan global yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan data per Jumat (04/04), rupiah turun drastis sebesar 5,60% menjadi Rp3.768 per ringgit Malaysia. Ini merupakan posisi terendah dalam lima tahun terakhir, bahkan lebih lemah dibanding rekor sebelumnya yang berada di level Rp3.838.

Kondisi ini menjadi catatan serius bagi stabilitas moneter Indonesia, karena nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia terus melemah akibat tekanan global yang tidak hanya dipicu oleh faktor internal, tetapi juga eksternal, terutama kebijakan dagang dari Amerika Serikat.

Rekor Terburuk Sejak Idul Fitri

Pelemahan rupiah terhadap ringgit sebenarnya sudah terlihat sejak Maret 2025. Pada 26 Maret, menjelang Hari Raya Idul Fitri, nilai tukar rupiah sempat menyentuh titik kritis di Rp3.471 per ringgit. Meskipun sempat membaik dalam beberapa hari, tren penurunan terus berlanjut hingga mencapai level terburuk dalam lima tahun terakhir.

Dengan nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia terus melemah akibat tekanan global, sektor perdagangan bilateral dan arus modal Indonesia-Malaysia diperkirakan akan ikut terdampak, terutama dari sisi ekspor dan impor.

Tekanan Ganda: Rupiah Melemah terhadap Dolar AS

Tak hanya terhadap ringgit, rupiah juga melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Mata uang Garuda turun sebesar 0,56% menjadi Rp16.652 per dolar. Ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap rupiah bersifat menyeluruh, tidak hanya dari kawasan regional Asia Tenggara.

Salah satu pemicu utama adalah keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia. Kebijakan ini menciptakan ketidakpastian perdagangan dan menurunkan sentimen investor terhadap pasar negara berkembang.

Kebijakan Tarif Trump Menjadi Pemicu Global

Pengumuman tarif terhadap Indonesia oleh Trump tidak hanya berpengaruh pada arus ekspor-impor, tetapi juga berdampak pada nilai tukar mata uang. Saat investor melihat potensi hambatan dagang, mereka cenderung menarik dana dari pasar berkembang dan memindahkannya ke aset yang dianggap lebih aman seperti dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia terus melemah akibat tekanan global, termasuk kebijakan unilateral seperti ini. Dampaknya sangat terasa di sektor keuangan, perdagangan, dan bahkan di tingkat konsumen karena harga impor yang naik.

Dampak Langsung bagi Ekonomi Domestik

Pelemahan rupiah terhadap ringgit Malaysia akan membuat harga barang impor dari Malaysia menjadi lebih mahal. Ini bisa menekan daya beli masyarakat dan menimbulkan tekanan inflasi, terutama bagi produk kebutuhan pokok yang bergantung pada bahan baku impor dari negara tetangga tersebut.

Dengan nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia terus melemah akibat tekanan global, dunia usaha juga harus menyesuaikan struktur biaya produksinya. Sektor manufaktur, makanan, hingga farmasi menjadi yang paling rentan terhadap perubahan nilai tukar.

Apa yang Bisa Dilakukan Bank Indonesia?

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter tentu tidak tinggal diam. Intervensi di pasar valas dan penguatan cadangan devisa menjadi strategi utama dalam meredam volatilitas. Namun, BI juga harus memperhatikan ruang gerak suku bunga dan stabilitas pasar domestik secara keseluruhan.

Nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia terus melemah akibat tekanan global, dan ini menuntut respons kebijakan yang seimbang agar tidak menekan pertumbuhan ekonomi lebih jauh.

Tren Regional: Mata Uang Asia Juga Tertekan

Rupiah bukan satu-satunya mata uang yang tertekan. Sejumlah mata uang Asia lainnya juga mengalami pelemahan terhadap dolar dan ringgit. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saat ini memang merupakan hasil dari tekanan global yang meluas, bukan hanya kesalahan kebijakan lokal.

Namun, fakta bahwa nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia terus melemah akibat tekanan global tetap harus menjadi perhatian utama, karena eksposur Indonesia terhadap ringgit lebih besar dibanding negara tetangga lain.

Prediksi Ke Depan dan Saran untuk Pelaku Usaha

Jika situasi global tidak segera stabil, pelemahan ini bisa berlanjut. Para pelaku usaha disarankan untuk melakukan lindung nilai (hedging), meninjau ulang kontrak ekspor-impor, dan menjaga efisiensi operasional. Sementara itu, konsumen disarankan lebih cermat dalam belanja, terutama untuk produk impor.

Nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia terus melemah akibat tekanan global menjadi indikator penting bahwa tahun ini akan menjadi periode yang penuh tantangan bagi semua sektor ekonomi di Indonesia.

Kesimpulan: Waspada, Tapi Jangan Panik

Pelemahan nilai tukar adalah bagian dari dinamika ekonomi global yang terus berubah. Namun, fakta bahwa nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia terus melemah akibat tekanan global harus menjadi alarm bagi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat agar bersiap menghadapi dampaknya.

Dengan sinergi kebijakan dan langkah antisipatif, Indonesia tetap memiliki peluang untuk menjaga kestabilan di tengah gejolak internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *